KONSTRUKSI ATAS KECANTIKAN DAN IMPLIKASINYA (Pada Pelangsing WRP)





KONSTRUKSI ATAS KECANTIKAN DAN IMPLIKASINYA
(Pada Pelangsing WRP)
Masif ini Iklan di televisi sejatinya tidak hanya menyentuh sisi psikologis masyarakat secara umum sebagaimana yang sering terlihat pada tingginya frekuensi masyarakat dalam mendiskusikan program-program yang ditonton. Lebih dari aktivitas tersebit, bahwa televisi sesungguhnya hadir dalam bentuk wujudiahnya di masyarakat. Fakta membuktikan bahwa sebagian masyarakat menyimpan televisi di rumah mereka yang menunjukkan bahwa betapa televisi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam  hidup manusia.
Kehadiran televisi juga disebut membawa beberapa perbedaan dalam interaksi dan relasi antar anggota keluarga (Permana, dkk., 2019). Marshall McLuhan menyatakan bahwa televisi sebagai “Media Panas” merupakan media yang penting dan paling efektif untuk membangkitkan dan sekaligus melumpuhkan kesadaran massa dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan. Itulah yang menjadi dasar logika dasar televisi yang bertujuan menghipnotis individu sehingga tunduk di bawah kekuasaannya, yang kemudian digiring perlahan untuk berduyun-duyun mengonsumsi produk-produk yang ditawarkan (McQuail, 2002:302).
Beberapa tahun terakhir, Indonesia khususnya kaum perempuan digemparkan oleh isu atau fenomena yang sebetulnya lumrah pada golongan mereka, di mana mayoritas perempuan berbondong-bondong dan sedang kesulitan mencari cara untuk menurunkan berat badan tanpa harus bersusah payah. Hal ini membuat para produsen kemudian memposisikan diri dengan cara membuat produk yang berkaitan untuk kemudian di pasarkan.
WRP diet adalah semacam obat atau nutrisi kesehatan untuk perempuan yang ingin memiliki tubuh langsing dan sempurna. Iklan  tersebut sengaja ditayangkan terus menerus untuk menimbulkan potensi dalam menggiring pemirsa untuk tunduk pada aneka standar nilai yang ditetapkan terlepas dari perempuan sendiri. maka dari itu, Berdasarkan hal di atas yang membuat penulis tertarik untuk untuk melihat lebih jauh mengenai pembentukan kecantikan pada tubuh tersebut lewat iklan-iklan yang sengaja dibuatkan dan apa implikasinya.
PEMBAHASAN
Kebanyakan iklan memanfaatkan perempuan untuk menjadi bagian dari kebanyakan adegan yang diperankan. Perempuan yang menjadi ikon tersebut pun bukanlah perempuan yang sembarangan, namun termasuk kategori perempuan yang dicitrakan sebagai elit bisnis. Imaji kesempurnaan itu merupakan ekstraksi sumber-sumber yang terdapat pada tubuh perempuan, yang menimbulkan berupa estetika, gairah, sensualitas dan erotisme.

Deskripsi dan Penilaian Gambar/Iklan



Berdasarkan iklan di atas maka dapat di deskripsikan sebagai berikut : Gambar pertama menunjukan bahwa perempuan yang tersebut terlihat berpose dengan sangat seksi dan berkelas selain itu secara fisik dari wajahnya memperlihatkan bahwa perempuan tersebut bukan berasal dari Indonesia maupun asia. Selain itu ada warna pada pakaian, sepatu serta background dari gambar tersebut. menurut para ahli memiliki pengelompokan makna berdasarkan sensasi atau persepsi yang muncul terhadap emosi manusia. Jadi secara umum warna merah dalam psikologi mengartikan  warna paling kuat dan dominan. Gairah dan energi selalu di asosiakan pada warna merah. Nada perintah, peringatan, dan penegasan cocok untuk warna yang satu ini. Secara Psikologi, Warna merah mengartikan makna simbol ketegasan, kekuatan dan energi, gairah, pengambil tindakan (action), serta mengacu pada kegembiraan yang alami. Warna merah bisa menimbulkan persepsi tegas, ulet, gembira, dan konsisten. Maka dari itu menurut hemat penulis hal tersebut yang kemudian dimanfaatkan dan menjadi pertimbangan dalam proses dalam pembuatan gambar tersebut.

Selain itu gambar kedua yang menunjukan bahwa dengan mengonsumsi WRP tubuh akan menjadi sehat, langsing dan lebih sering melakukan aktifitas (dilihat dari gestur). Adapun berdasarkan kondisi fisik dari pada perempuan yang ada pada gambar kedua mencerminkan bahwa perempuan tersebut berasal dari asia. Yang terakhir background  pada gambar yang di atas mengartikan bahwa Kuning selalu memberi kesan kehangatan, rasa berbahagia, kesenangan, serta gemar bermain. Secara Psikologis, warna kuning memberi makna yang terasosiasi pada hasrat yang bersemangat, ceria, dan optimis. untuk rasa dan emosi, kuning bisa menimbulkan kebahagiaan, terbuka (ekstrovert), supel, dan menarik perhatian. Hal ini justru memperkuat maksud dari pose tersebut lewat warna yang dipilih secara psikologis khususnya.
Yang ketiga ada pose yang mencerminkan perempuan tersebut sambil tersenyum sambil memegang produk WRP dalam kemasan praktis yang siap untuk dimakan dan tentu saja sangat langsing,cantik dan elegan. Di sisi yang lain perempuan tersebut juga terlihat mempunyai warna rambut yang membuat ia tampak kekinian. Selain itu peran warna yang ada pada gambar tersebut (background), Pink secara psikologis adalah penggabungan kekuatan dan kelembutan. Feminisme menjadi citra paling besar dari warna ini. secara psikologis warna pink adalah paduan antara kelembutan yang dibalut kemampuan untuk bertahan. Pink atau merah muda sebenarnya bukan warna yang lembut secara psikologis. melainkan warna yang sarat akan daya tarik. Aura warna pink selalu membawa kesan kelembutan dan romansa. Yang tidak kalah penting ialah usia dari masing-masing dapat dilihat dari gambar tersebut yang mana pada gambar pertama berkisar antara 30 – 40 tahun sedangkan pada gambar ke dua berkisar 18 – 25 tahun yang mana tidak berbeda jauh dengan dengan gambar ke tiga.


IMPLIKASI DAN KESIMPULAN
Paksaan Kenikmatan
Atas nama kepentingan ekonomi, maka perusahaan melalui iklan, akan terus menerus menampilkan gambaran kecantikan perempuan yang ideal (menurut mereka) sehingga mendorong para perempuan untuk selalu menyempurnakan kecantikannya dengan mengikuti realita yang tersaji. Dengan kata lain, terdapat kesinambungan antara pembentukan citra cantik ideal yang ditampilkan di iklan dan komoditas. Siklus tersebut menggambarkan posisi perempuan yakni “penjual/penggoda”, komoditi atau barang dagangan, sekaligus konsumen.
Michael Foucault menyatakan bahwa terdapat motif-motif tertentu pada suatu media atau teks yang disebut dengan produksi kekuasaan. Dengan kata lain kata yang digunakan dalam iklan tersebut adalah “sure i can do” yang secara psiklogis atau secara tidak sadar menantang untuk menurunkan berat badan memakai WRP akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk memiliki tafsiran yang lain. Foucault juga menyatakan bahwa memang diakui bahwa masyarakat modern telah diwarnai dengan aneka fenomena seks yang dinilai bertentangan dengan etika dan norma sosial. Seperti yang kita ketahui semua manusia menginginkan kesempurnaan dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun.
 Kecintaan atas tubuh adalah visi dari setiap perempuan hal ini tentu saja memanfaatkan pandangan laki-laki akan konstruksi yang dibentuk. Selain itu relasi kuasa yang bermain didalamnya sangat besar untuk menentukan segala hal mengenai kecantikan tersebut. peran iklan pada hakekatnya ialah menjual harapan dan menjual impian. Maka setiap konseptor yang menjadi produsen mengharapkan fantasi yang dibuatkan dapat tersampaikan kepada para konsumen lewat iklan – iklan yang dibuat.




DAFTAR PUSTAKA
Haryatmoko. (2010). Michael Foucault dan politik kekuasaan: membongkar teknik, mekanisme, dan strategi kekuasaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tambunan, R. (2001). Remaja dan Perilaku Konsumtif. Tersedia: www.epsikologi.com [diakses tanggal 9  oktober 2019]
Baudrillard, Jean. 2013. Masyarakat Konsumsi. Kreasi Wacana. Yogyakarta




Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS SEMIOTIK IKLAN LE MINERALE